Jumat, 02 Juli 2010

Angin

Angin...
tidakkah kau tahu, aku mengagumimu seperti halnya kau mengagumi padananmu
aku hanya ingin kau tahu itu
aku tahu...
aku sadar...
aku hanyalah sebutir pasir pantai, yang tak'kan pernah tahu

Angin...
sebegitu hebatkah awanmu yang s'lalu kau ikuti
awanmu yang menjulang tinggi di angkasa
awan yang s'lalu memberikan keteduhan bagi yang berteduh
awan yang s'lalu memberikan keindahan bagi yang menatapnya
sedang aku hanya sebutir pasir yang dapat kau hempaskan sesukamu
hanya sebutir pasir yang tak'kan pernah mencapai angkasa
dan hanya ditakdirkan di satu sisi bumi saja

Angin
berapa kali ku berucap, aku mengagumimu
berada disekitarmu saja itu sudah cukup
sebutir pasir yang terlampau mengagumimu
aku tak ingin angin haluan, hingga menantang para nelayan tak tau arah pulang
awan comulunimbus yang mendatangkan hujan badai, hingga pasir-pasir pantai berserakan
aku inginkan angin buritan, hingga mengantar mereka kembali pulang
awan cirrus, yang mendatangkan kecerahan

Akupun sadar...berapa kali ku berucap lagi
aku hanya sebutir pasir dipantai
yang hanya merindukan angin mengenalku, menyapaku dan tersenyum...
itu saja sudah cukup bagiku yang hanya sebutir pasir

Dan aku ingin bertanya...
apakah sama kau angin dengan udara
aku belum mengerti itu...
dan aku hanya sebutir pasir yang tak'kan pernah mengerti angin dengan udara, apakah sama ?

Di satu sisiku terdiam sudah
aku tak mau lebih
sudahlah...
harapan sebutir pasir hanyalah temani pantai,
temani angin sepoi-sepoi,
temani awan yang menghujam di angkasa,
temani kumbang dan pepohonan,
ataupun temani seseorang yang dirundung malam (semoga itu...)
seseorang yang ingin membaca dengan ketidaktahuannya

Di satu sisi kau hanyalah angin


Artikel Terkait:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Back To Top